(AP Photo/Shizuo Kambayashi)
Tokyo, 09 Februari 2010 - Satu pekan telah berlalu, namun belum ada tanda-tanda Toyota buka suara. Padahal 300.000 pemilik Toyota Prius berpikir seribu kali untuk mengendarai mobil hibrida yang ternyata mempunyai masalah dengan remnya.
Analis mengatakan penundaan lebih lanjut dapat menghancurkan reputasi perusahaan mobil itu di pasar global, yang beberapa dekade mendominasi. “Mendengarkan manajemen sekarang, saya pikir mereka masih berpikir tidak ada masalah dengan Prius,” ujar Christopher Richter, analis mobil di CLSA Asia Pacific Markets, Senin (8/2). “Karena sekarang setiap kendaraan Toyota yang dianggap memiliki masalah, Anda hanya mengatakan, ‘Kami akan memperbaikinya.’ Itulah cara Anda memenangkan kembali kepercayaan.”
Sementara itu, pakar keamanan mobil mengatakan kalau mengendarai Prius mungkin masih aman tapi menyarankan ekstra hati-hati, seperti memungkinkan ruang ekstra di depan untuk berhenti.
Kantor berita Kyodo dan surat kabar bisnis Nikkei melaporkan, Senin lalu, bahwa Toyota kemungkinan memberitahu Amerika dan pemerintah Jepang tentang Prius pada Selasa ini. Ririko Takeuchi juru bicara Toyota mengatakan, belum ada keputusan Prius akan ditarik.
Sedikitnya 100 pengemudi mobil Prius di Amerika Serikat telah mengeluh kepada Washington bahwa rem anti penguncian mereka tampaknya bermasalah. Toyota dan pemerintah Jepang juga telah menerima puluhan keluhan tentang masalah rem. Amerika Serikat mengatakan kecurigaan dimulai dari empat kecelakaan yang menyebabkan dua luka ringan.
Toyota mengatakan gangguan perangkat lunak yang ada di balik masalah itu pada produksi kendaraan yang mulai dijual sejak bulan lalu. Toyota juga mengatakan bahwa rem akan bekerja jika pengemudi terus mendorong pedal.
“Hal terbaik bagi Toyota untuk memenangkan kembali kepercayaan konsumen adalah menarik kendaraan secepat mungkin,” kata Mamoru Kato, seorang analis industri mobil di Tokai-Tokyo Securities.
Sumber foto
http://cache.daylife.com/imageserve/04pfeuJ5LY0EJ/610x.jpg
[Via http://rajufebrian.wordpress.com]
No comments:
Post a Comment